Mental Baja

Saya tidak mau impian saya diambil dan dirusak oleh orang lain. Kesuksesan dari segi materi memang tidak secepat kesuksesan orang lain. Tetapi kita harus yakin bahwa kita juga akan seperti mereka yang telah kaya sebelumnya. Tinggal bagaimana kita bekerja keras dan punya pola yang mumpuni. Asal saja hilangkanlah sifat malas yang bersarang dipikiran kita. Kita sebenarnya sudah kaya dalam pikiran. Cuma saja kekayaan itu belum terlihat secara nyata. Impian itu masih dihalangi oleh kabut yang sangat tebal.

Baca Juga : 



Kabut itu adalah mental yang rapuh dan sangat lemah. Setiap kali pada malam harinya kita berpikir untuk menembus kabut itu besoknya. Tetapi ketika kita menjalaninya sepertinya rapuh sekali. Seperti hilang semua ide yang sudah direncakan malamnya. Sangat susah sekali untuk menaklukkan. Apa lagi bisikan-bisikan yang selalu melemahkan kita. Jadilah kita seperti orang yang sangat lemah sekali. Tidak mendapatkan apa-apa sampai mereka pulang. Ketika pulang yang disalahkan adalah keadaan yang serba sulit.

Kita sepertinya ditatap dan dipandang remeh oleh konsumen yang kita tawari. Sepertinya kita ini seperti peminta-minta. Gemetar lutut kita dan hancur perasaan kita. Ya Allah kenapa saya tidak bisa sukses itu yang selalu ada diangan-angan kita. Ketika menghadapi penolakan-penolakan satu persatu. Membuat kita bertekuk lutut. Sepertinya akal kita sudah lumpuh, tidak bisa lagi melakulan apa-apa. Anak dan istri kita menanti dirumah dengan harapan membawa pulang uang yang cukup.

Waktu kita mulai pagi sampai sore tidak mendapatkan apa-apa. Yang kita dapatkan hanyalah capek dan pesaan bersalah. Hanya jalan dan jalan. Sementara konsumen kita biarkan berlalu tanpa memberikan mereka informasi barang yang kita tawarkan. Harusnya kita memberi mereka informasi minimal brosur supaya dia tahu apa yang kita jual.

Kita menganggap diri kita sangat rendah dihadapan mereka. Apa lagi rumah mereka bagus dan kendaraan bagus. Akhirnya kita takut menemui mereka. Sepertinya kita takut menatap mereka. Apalagi disitu banyak orang berkumpul. Ya Allah kenapa saya takut? Itulah penyakit kita yang namanya malu, minder, dan takut ditolak.

Mari kita bangun impian kita, hilangkan rasa malu itu. Kita harus kuat dan yakin. Apa yang kita lakukan ini adalah benar . Hadapilah mereka walau barang yang kita tawarkan tidak di pandang. Kalau kita ditolak disatu tempat maka harusnya kita mencari tempat yang lain. Temuilah orang sebanyak-banyaknya. Dari sekian banyak orang yang kita tawari pasti ada satu yang nyangkut. Anggaplah menemui 10 ada 1 yang nyangkut. Kita harus yakin itu.

Ya Allah kuatkanlah saya, jangan engkau membiarkan saya takut menawari mereka produk saya. Kuatkanlah saya dari tatapan mata konsumen yang melihat saya ketika ingin memprospek mereka. Jadikanlah mereka semua tanggap dan berminat untuk membeli produk saya. Buatlah saya tersenyum dan bahagia dengan order yang banyak.

Komentar

Postingan Populer