Penentu Kesuksesan adalah pikiran

Apa yang anda pikirkan maka itulah yang akan terjadi. Pikirkanlah apa yang akan kita lakukan dan setelah itu lakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.  Lakukan pengulangan secara terus menerus sampai apa yang kita inginkan terwujud. 

Sekedar gambaran tentang pikiran adalah penentu : suatu hari saya rencana berangkat kerja dari Panciro Gowa ke Sentral Makassar. Sebelum berangkat saya berpikir mau lewat mana. Karena menuju Makassar bisa melalui bebagai jalan. Bisa mengikuti jalan poros dan bisa melalui perahu penyeberangan. Jalan poros bisa melalui beberapa jalur dan begitu pula penyeberangan banyak jalur. 

Untuk sampai kesana maka kita harus menentukan dahulu jalur mana yang akan kita lalui dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan seperti jarak, hambatan, kepadatan, lampu merah dan lainnya. Setelah itu maka kita berjalan sesuai dengan arah yang telah ditentukan. Setelah itu maka kita melakukan perjalanan dan insyaallah kita akan sampai ditempat tujuan. Olehnya itu pikiran yang menentukan jalan mana yang akan kita lalui. 

Usaha pikiran yang kita lakukan itupun atas izin Allah. Olehnya itu ketika melakukan sesuatu harus bertawakkal kepadanya. Allah akan memberi sesuatu kepada kita sesuai persangkaan kita. Persangkaan itu bisa berupa kebaikan dan bisa berupa keburukan. Persangkaan itu lahir dari pemikiran kita. Dengan demikian pikirkanlah yang baik-baik supaya kebaikan yang akan datang. Karena kalau pikiran kita negatif maka dia juga akan muncul. 

Sama halnya kalau kita mau mendapatkan uang atau kekayaan. Sebelum kaya maka kita harus berpikir kaya. Kita harus menentukan cara yang akan kita lakukan untuk mencapai kekayaan. Apakah bebisnis, jadi pegawai, atau jalan lainnya. Setelah itu lakukan ide itu dengan tekun. Ulang terus sampai kita betul-betul mencapainya. Jangan berhenti sebelum keinginan kita terwujud. 

Kebanyakan keinginan orang tidak terwujud karena pikirannya terbalik. Dia mau kaya tetapi yang dia pikirkan kesulitan. Kesulitan modal yang utama didalam pimikirannya. Pikirannya mengatakan bahwa tanpa modal yang banyak maka tidak mungkin bisa sukses. Pikiran lain seperti saingan banyak, mau ganti motor dahulu, atau pikiran lainnya.

Pikiran lain yang muncul, seperti malas, gengsi, minder, capek, keras kepala, sombong dan lainnya. Gengsi akan muncul diakibatkan oleh banyak sebab seperti : si A adalah orang yang memiliki pendidiksn yang tinggi. Sebagian orang berkesimpulan bahwa orang berpendidikan tinggi itu memiliki kemudahan cari uang. Orang berpendidikan biasanya berpenampilan yang baik dan pakaian yang rapi. 

Atas asumsi itulah terkadang orang berpendidikan tinggi merasa gengsi  kalau melakukan pekerjaan kasar. Pikirannya selalu mau kerja kantoran. Padahal kerja kantoran itu secara tidak langsung kita membatasi jalan menuju kekayaan. Saya katakan demikian karena gaji seorang karyawan sudah ditentukanl oleh pemilik perusahaan. 

Rata-rata orang kaya yang tersebar diseluruh dunia bukan dari golongan orang berpendidikan tinggi. Bahkan dari mereka banyak yang tidak memiliki pendidikan sama sekali. Akan tetapi orang tidak berpendidikan tinggi bahkan bisa mempekerjakan doktor dan bahkan professor. Orang kaya tersebut mampu membuat master, doktor dan professor tunduk kepadanya. Jadi kesimpulannya bahwa pendidikan tinggi bukan merupakan jaminan untuk bisa kaya. 

Contoh lain disebuah universitas yang pemiliknya hanyalah seorang tamat SMA, namun karena sudah memiliki banyak uang maka dia bisa sarjana, master, atau bahkan doktor. Tetapi doktornya bukan karena kepintaran tetapi karena uang. Pemiliknya bisa mempekerjakan banyak doktor dan guru besar. Tetapi anehnya semua dosen mulai dari rektor kebawah tunduk kepada yayasan. Mereka semua diperintah kiri kanan. Bahkan honor mereka di potong 50 persen tetapi semua menerima dengan tidak sepenuh hati. Mereka semua protes tetapi tidak tersampaikan. Mereka semua tetap bertahan. 

Pendidikan bukan penentu kesuksesan seseorang, tetapi yang menentukan adalah kemauan kita untuk berubah. Kerja cerdas adalah kuncinya. Tekun, rajin, pantang menyerah. Mengumpulkan kekayaan sedikit demi sedikit. Bukan meminjam modal tetapi menjalankan usaha dari modal yang ada. Meminjam modal berarti membuat beban pada diri kita. Karena pinjaman harus kita bayar setiap bulannya. 

Baca juga : 

Tekun dan konsisten adalah jalan menuju kesuksesan. 

Jangan menunda pekerjaan 

Komentar

Postingan Populer