Etta
Seingat saya Etta sangat disenangi oleh orang dikampung. Sangat suka bersilaturahmi. Ketika ada pesta selalu datang menghadiri. Kebiasaan orang apabila mengundang selalu dipanggil dengan membawa rokok.
Sebelum diadakan pesta biasanya ada acara main domi terlebih dahulu. Kira-kira 1 bulan menjelang acara pernikahan sudah diadakan main domino. Biasanya berlangsung sampai larut malam. Sebagian besar orang-orang kampung datang berkumpul. Lumayang makan kue geratis dan kopi gerstis setiap malam. Dan biasanya juga diadakan perlombaan main domino. Orang kampung sangat terhibur dengan acara itu.
Sejak saya sudah SD sepengetahuan saya etta adalah kepala sekolah di desa saya. SDN 295 langi, mulanya di dusun Langi tetapi sekolah itu bergabung dengan SD Inpres 3/73 Langi. SD inpres kepala sekolahnya adalah Andi Ariati M. Jadi SD 295 dengan SD inpres 3/73 sering gabung saat belajar.
Etta termasuk kepala sekolah yang disukai oleh bawahan maupun atasannya. Tidak pernah marah tetapi senantiasa ramah terhadap siapa pun. Sangat senang terhadap anak-anak kecil. Sering memberi uang jajan kepada siapun ketika ketemu anak-anak. Sering ada orang pinjam uang kepadanya, tetapi tidak mau menagih. Jadi uang kembali apabila kesadaran sendiri untuk mengembalikannya.
Apabila berutang dia membayar tepat waktu. Itupun kalau terlambat membayar dia komunikasi bahwa belum ada. Dia berusaha membayar tepat waktu. Sehingga ketika meminjam orang selalu memberinya pinjaman.
Loyalitas Sebagai Abdi Negara
Etta orangnya disiplin dan selalu berusaha bekerja tepat waktu. Kalau dia berjanji maka dia tepat waktu. Sebagai kepala sekolah terkadang dia lebih cepat datang dari bawahan. Tidak heran kalau ada rapat beliau lebih dahulu ada ditempat rapat.
Begitupula kalau diundang oleh atasan untuk rapat maka dia cepat berangkat mendahului atasan. Pokoknya ettaku adalah orang disiplin. Sekedar diketahui bahwa untuk rapat di ibukota kecamatan jarak dari desa sekitar 12 km. Perjalanan dengan jalan kaki sekitar 2 - 3 jam. Kalau ada rapat maka biasanya etta sudah berangkat jam 5 subuh dan diperkirakan sampai jam 7.30 hingga jam 8.00.
Etta juga sering diundang rapat diibukota kabupaten Bone tepatnya di Awangpone. Perjalanan sekitar 100 km dari Langi, kalau ke Awangpone sering dibonceng oleh Bare (Almarhum), bekerja sebagai pesuruh di SD inpres 3/73 Langi. Disamping itu juga sering diantar oleh Petta Ompo. Perjalanan sekitar 2.5 jam dengan kecepatan 60 km/jam.
Untuk menjalin kedekatannya dengan atasan, etta sering membawa madu Bontocani, kemiri, beras, kacang tanah dan lainnya. Hasil bumi tersebut sering dibagi-bagi geratis kepada atasan. Etta memberi bukan hanya saat memperlancar urusannya, tetapi sekedar untuk oleh-oleh. Walaupun tidak ada maksud untuk suatu urusan, karena walaupun tidak ada urusan tetap dia berikan.
Etta dikenal oleh semua atasan dikabupaten bone saat itu. Sehingga ketika ada urusan untuk kepentingan sekolah, kepentingan pengurusan naik pangkat, atau informasi penting lainnya, etta sering didahulukan dari yang lainnya. Bahkan etta diinfokan sebelum diumumkan secara resmi.
Terkadang etta bermalam di awangpone beberapa malam untuk mengurus/rapat di ibukota kabupaten. Dia biasa bermalam di rumah Petta Tinring dan Petta Bakir. Petta Tinring adalah satu atasannya yang sering membantunya. Ketika bermalam etta sangat dilayani dengan baik dan penuh penghormatan.
Tempat lain adalah Petta Bakir, beliau adalah keluarga yang baik hati. Beliau sipil polri di Ibukota Bone. Kalau etta datang selalu dibelikan ikan yang besar untuk disajikan ke Etta. Beliau sering kelaut memancing, sehingga banyak kenal dengan nelayan. Sayapun sering bermalam ke rumah keduanya. Selama hitupnya emmi tidak pernah memarai kami bersaudara , Emmiku adalah sosok yang Rajin
Komentar
Posting Komentar