Selama Hidup Ibu Tidak Pernah Memarai
Pagi-pagi aku sudah dibangunkan untuk sholat dan persiapan untuk sekolah. Setelah sholat saya pergi mandi di sungai atau di sumur tetangga (keluarga). Dikampung saya Desa Langi memiliki sungai yang agak besar. Sungai itu sekarang dijadikan sebagai sumber pengairan untuk beberapa kecamatan di kabupaten Bone.
Pagi-pagi buta saya menuju sungai untuk mandi. Perjalanan sekitar 10 - 15 menit dari rumah kesungai. Maklumlah waktu itu kendaraan belum seramai sekarang. Jadi untuk pergi mandi memang harus jalan kaki. Sampai disungai langsung cemplung dan setelah itu saya naik lagi untuk pakai sabun. Setelah itu cemplung lagi untuk menghilangkan sabun. Setelah iitu kembali ke rumah ganti pakaian dan berjalan lagi ke sekolah.
Jarak rumah kesekolah sekitar 20 menit jalan kaki. Biasanya kami jalan beriringan dengan teman-teman yang lain yang sejurusan. Sambil lari-lari kecil sambil bercanda dengan teman-teman yang lain. Sampai di sekolah kami masuk sekolah dan duduk dengan rapi.
Etta saya adalah kepala sekolah di SDN 295 Langi. Disekolah itu memiliki beberapa guru yang biasa mengajar kami. Guru-guru yang pernah mengajar kami adalah pak Musi, Pak Hafid (almarhum), Pak Hasan (al marhum), Pak Nas (almarhum), A.Ompo, termasuk bapak saya A.Syahruddin yang sering mengajar. Guru lain yaitu Ibuku (A.Bungawali), A.Bustan.
Emmiku adalah seorang ibu yang penuh dengan rasa kasih sayang. Memerintah tidak pernah maksa. Ketika minta tolong sama anak-anaknya, tetapi anaknya tidak mau, maka dia tidak marah kemudian melakukannya sendiri.
Di dalam rumah tidak pernah saya dengar kata-kata kasar dari etta maupun emmi. Kami komunikasi dengan orang tua seperlunya. Hal-hal yang penting saja yang biasa kami komunikasikan. Apabila saya minta uang selalu dikasih selama uangnya ada. Pokoknya kami senang tinggal di rumah karena kedua orang tua saya hidup rukun. Keduanya sayang kepada kami.
Emmi tidak pernah mengeluh, baik ketika kekurangan maupun ketika sakit. Gajinya emmi etta semua yang atur, karena Etta ahli dalam mengatur keuangan. Kami enam bersaudara 3 diantaranya saudara seayah dan seibu. A. Wahidah, saya dan A.Atte. Saudara seayah yaitu A.Samsidar, A.Muliati dan A.Masjaya.
Etta yang mengendalikan keuangan semata-mata untuk biaya sekolah kami bersaudara. Mulai dari SD hingga Perguruan tinggi. Terbukti dengan pengaturan tersebut kami semua bisa sarjana. Kecuali yang bungsu A. Atte, walaupun sempat kuliah di UMI tetapi berhenti karena sakit. Atte sempat menyelesaikan sekolah D1 di aliah jurusan informatika. Emmiku adalah sosok yang Rajin
Komentar
Posting Komentar